Sabtu, 29 September 2012
SEJARAH KEHIDUPAN KONGHUCU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui kunci kekuatan dan pengaruh Konfusius, kita harus menelaah kehidupan dan ajarannya serta latar belakang masalah yang di hadapinya. Jika ada nama tokoh yang erat kaitannya dengan kebudayaan cina nama tersebut adalah Konfusius. Orang Cina dengan penuh hormat menyebut sebagai guru pertama, bukannya tidak ada guru sebelum beliau, melainkan karena martabat beliau lebih tinggi dari semua guru yang lain. Semua orangpun berpendapat beliaulah yang membangun kebudayaan Cina. Beliau sendiri secara terbuka memperkecil pembaharuan-pembaharuan yang telah beliau lakukan terhadap kebudayaan Cina tersebut dan lebih suka menyebut dirinya sebagai “Pencinta Barang Antik”. Pemberian nama itu tidak sepadan dengan sumbangan beliau, namun hal itu merupakan suatu contoh yang amat baik tentang kerendahan hati serta mawas diri yang beliau anjarkan. Walaupun beliau tidak mengubah kebudayaan cina, beliau tetap merupakan penyunting utama dari tindakan tersebut. Karena pengikutnya yakin bahwa sejak munculnya manusia di atas dunia ini tidak pernah ada seperti guru kami (Konfusius).
Walaupun gagal sebagai politisi tidak di ragukan lagi bahwa Konfusius adalah salah seorang guru besar di dunia. Mampu mengajar sejarah, syair, pemerintahan, adat istiadat, sopan santun, matematika, musik, teologi, dan olahraga. Seperti halnya Socrates beliau juga adalah sebuah universitas-satu-orang. Cara mengajar beliau juga seperti Socrates. Beliau selalu bersikap informal, tidak kelihatan memberikan kuliah, melainkan berbicara mengenai masalah-masalah yang di ajukan oleh murid-muridnya mengutip bahan bacaan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Harapannya amat besar terhadap para muridnya ini. Terutama yang pintar, karena beliau beranggapan bahwa maksud beliau menerima sebagai murid adalah untuk menata kembali seluruh tatanan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kehidupan konghucu mulai beliau dilahirkan sampai meninggal?
2. Bagaimanakah kepribadian Konghucu?
3. Apa karya-karya yang dihasilkan oleh Konghucu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sejarah kehidupan dari Konghucu mulai dari beliau dilahirkan sampai meninggal.
2. Ingin mengetahui tentang kepribadian yang dimiliki oleh Konghucu.
3. Ingin mengetahui tantang karya-karya dari Konghucu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Konghucu
Konghucu atau sering juga disebut dengan Kongfusius, yang mempunyai gelar Konfusianisme merupakan seorang guru besar yang terkenal dengan filsafat social Tiongkoknya. Perluh diketahui bahwasannya gelar Konfusianisme berasal dari bahasa latin K’ung-Fu-Tzu. Konghucu dilahirkan pada tanggal 27 Ba Yue (bulan 8) 551 SM di negeri Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu). Konghucu merupakan putra bungsu Shu Liang He. Beliau mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kakinya bernama Meng-pi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Ayahnya meninggal ketika Konghucu masih berumur tiga tahun (tahun 525 SM), sehingga dia diasuh oleh ibunya yang baik, sedangkan ibunya wafat ketika Khonghucu berusia 26 tahun. Beliau menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Jian Guan. Dari pernikahan ini beliau mendapatkan seorang putera yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Alasan diberi nama demikian karena pada kelahiran putera beliau telah menerima kiriman ikan gurami oleh Raja Muda Negeri Lu yang panggilannnya Lu Zhao Gong. Selain Li, Khonghucu masih mempunyai dua orang putri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang, murid beliau.
B. Kejadian saat Konghucu dilahirkan
Pada malam menjelang kelahiran Konghucu, turunlah dua ekor naga berjaga di kiri kanan, terdengar alunan musik merdu di angkasa, dua bidadari menampakkan diri dan menuangkan bebauan harum seolah memandikan sang bunda. Ketika bayi lahir muncul sumber air hangat dari lantai Khong Song dan mengering setelah bayi di mandikan. Malam itu bintang kutub utara memancarkan cahaya gemilang ke permukaan bumi yang kelam. Sungai kuning yang biasanya bergolak dan mengalirkan air kuning berlumpur itu, airnya menjadi jernih dan mengalir dengan tenangnya. Dari langit terdengar suara, ”Thian, Tuhan Yang Maha Esa, telah berkenan menurunkan seorang putera yakni seorang nabi”. Langit jernih bertabur bintang-bintang, bumi damai tentram. Angin bertiup sepoi-sepoi membawakan kesejukan dan besoknya matahari bersinar cemerlang dan hangat. Pada tubuh sang bayi tampak ada tanda-tanda yang luar biasa, dan pada badanya ada tulisan ,”Sang nabi diutus Tuhan untuk menolong dunia yang tenggelam dan ingkar dari jalan suci”. Demikianlah telah lahir seorang putera yang nabi (Konfusius), yang nantinya benar-benar sebagai seorang pembawa firman Tuhan untuk membimbing manusia hidup dalam Jalan Suci; dialah Konghucu Sang Genta Rohani Tuhan untuk kita semua, yang membuat menusia dalam damai dan tertib dalam kehendaknya agar terpelihara sejak datang dari-Nya dan kembali kepada-Nya.
Hal serupa juga tercantum dalam kitab suci Lunyu IX : 6 yang berbunyi :
Pada malam suci tanggal 27 Bayue– atau tanggal 28 September 551 SM.
Munculnya 2 ekor naga berjaga-jaga di dekat bangunan tua di lembah Kongsang.
Diangkasa terlihat 5 malaikat tua yang sedang turun kehalaman rumah dan bersama berjalan masuk keserambi rumah
Bintang Kutub Utara memancarkan cahaya yang gemilang
Terdengar suara musik yang merdu alun suaranya yang datang dari pemain musik di angkasa.
Terdengar sabda, “Tuhan Yang Maha Esa telah berkenan menurunkan seorang putera yang Nabi.”
Langit jernih, bumi terasa damai dan tenteram,
Angin sepoi-sepoi, matahari bersinar hangat, dan
Pada tubuh sang bayi, nampak tanda luar biasa.
…memang Tuhan Yang Maha Esa telah mengutusNya sebagai Nabi
(Lunyu IX:6)
C. Sejarah Kehidupan Konghucu
Berdasarkan sejarah Konghucu berasal dari keluarga bangsawan di kerajaan Sung. Legendanya ayahnya seorang pahlawan yang bertanggung jawab menyelamatkan teman-temannya dari hukuman mati. Saat Konghucu berusia 3 tahun ayah beliau Shu Liang He wafat, kemudian pada usia 6 tahun konghucu telah menunjukkan sifat-sifat kenabiannya; misalnya saja dalam bermain senang mengajak dan memimpin kawan-kawannya menirukan orang yang sedang melakukan ibadah dan sembahyang. Pada usia 15 tahun beliau melakukan pekerjaan kasar dan di usia tersebut beliau juga telah memiliki semangat belajar yang luar biasa. Sebagaimana dia terus maju dalam menguasai konsep politik tradisional, dia mulai mencari posisi dalam pemerintahan. Akan tetapi ambisinya tersebut gagal dan ia pun beralih keinginan menjadi penasehat para bangsawan akan tetapi keinginannya tersebut juga gagal.
Sedangkan di usianya yang ke-19 tahun beliau menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari Negeri Song. Kemudian pada usia 20 tahun dia diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar Ji. Dan pada usia 21 tahun beliau dikaruniai seorang putera pertamanya yang diberi nama Li alias Bo Yu. Ibu beliau wafat saat beliau berusia 26 tahun dan beliaupun berkabung selama 3 tahun. Jenazah kedua orang tuanya dimakamkan di gunung Fang Shan. Setelah selesai masa berkabung beliau sudah banyak menerima murid. Pada usianya yang ke-29 tahun beliau belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru musik termasyur pada waktu itu.
Saat beliau berusia 30 tahun didampingi dua orang muridnya; Nan-Gong Jing-Shu dan Meng Yi Zi (keduanya putera bangsawan besar keluarga Meng, yakni Meng-xi Zi). Beliau berkunjung ke ibukota Negeri Zhou, disana beliau bertemu dengan penjaga perpustakaan kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang Hong. Dan pada usia 35 tahun beliau pergi ke negeri Qi karena di negeri Lu terjadi kekalutan dan Raja mudanya Lu Zhao Gong lari ke negeri Qi. Waktu itu negeri Qi diperintah oleh Raja Muda Qi Jing Gong dengan Perdana Menterinya Yang Ying atau Yan ping Zhong yang terkenal pandai. Pada Usia 36 tahun beliau kembali ke negeri Lu dan meneruskan mendidik murid-muridnya. Di usianya yang ke-51 tahun sampai 55 tahun beliau aktif dalam pemerintahan yang waktu itu Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Ia pernah menjabat sebagai Walikota Zhong Dou dan Menteri Pekerjaan Umum. Jabatan yang tertinggi dan terakhir adalah sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Kehakiman (Da Si Kou). Kemudian usia 56 tahun pada hari Dong Zhi meninggalkan negeri Lu dan mulai pengembaraannya ke berbagai negeri sebagai Tian Zhi Mu Duo (Genta Rohani Tuhan). Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah mengutusNya sebagai Nabi Segala Masa, Yang Lengkap, Besar dan Sempurna (Ji Da Cheng). Konghucu mengembara kurang lebih selama 13 tahun. Pada tahun 483 SM Li atau Bo Yu, putera beliau meninggal dunia. Dan pada tahun 482 SM Yan Hui, murid yang termaju dan diharapkan menjadi penerus beliau meninggal dunia. Pada tahun 481 SM salah seorang pegawai Keluarga Besar Ji Kang Zi telah membunuh Qi Lin dalam perburuan Raja Muda Lu Ai Gong. Dan pada akhir tahun 480 SM Zi Lu atau Zhong Yu (murid beliau yang gagah berani penuh kejujuran) gugur di Negeri Wei karena di sana terjadi pemberontakan. Akhirnya pada pada usianya yang ke-72 tahun, yaitu pada tanggal 18 bulan dua imlek, tatkala Rajamuda Ai dari Negeri Lu memerintah 16 tahun (479 SM) dan di makamkan dengan sederhana di kota Qu Fu, dekat sungai Si shui.
Autobiografi paling penting yang merefleksikan terdapat dalam Analects yang mendiskripsikan tentang kehidupan Konghucu yakni sebagai berikut :
Guru mengatakan, “Pada usia lima belas tahun Aku tunjukkan hatiku untuk belajar, pada usia tigah puluh Aku mengambil posisiku, pada usia empat puluh Aku bebas dari kebimbangan, pada usia lima puluh Aku memahami Keputusan Langit, pada usia enam puluh telingaku diselaraskan, pada usia tujuh puluh Aku mengikuti kata hatiku tanpa melewati batas.”
Dimasa mudahnya Konfusius sangat ingin memahami kondisi dirinya. Mungkin karena ia menjadi seorang anak yatim yang hidup dalam kemiskinan oleh karenanya menjadikan ia cepat dewasa. Kita tidak mengetahui pendidikan apa yang didapatkan oleh Konghucu. Jelas sekali ia belajar membaca, mungkin juga belajar menulis. Dalam Analects disebutkan bahwa ia tertarik dengan etika social, berfikir bahwa hal itu penting bagi ketertiban umum. Jadi dari hal tersebut maka kita dapat memastikan bahwa ia memfokuskan study pada teks-teks kuna yang berhubungan dengan upacara keagamaan dan pemerintahan. Pemujaan terhadap guru kuno menunjukkan bahwa dia memperlakukan teks-teks itu sebagai kitab suci atau kitab yang disucikan. Di dalam buku-buku dia dapat menemukan kunci bagaimana cara untuk hidup dengan baik, bagaiman untuk hidup sejahtera secara spiritual dan menjadi dermawan bagi sesama.
Dalam tradisi, Konghucu menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Jian Guan. Dari pernikahan ini beliau mendapatkan seorang putera yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Dalam tradisi Cina menikah adalah keharusan untuk meneruskan garis keturunan dan memberikan persembahan bagi para leluhur. Dalam kehidupan Konghucu, istri dan anaknya tidak terlalu berperan mungkin terhalang akan perjalanan yang ia tempuh. Oleh karenanya tidak ada interaksi antara mereka.
Pada usia tiga puluh tahun, tampaknya ia merasa yakin bahwa mempelajari tradisi kuno adalah pekerjaannya. Dia telah menemukan apa yang ingin dia lakukan, dan bagaimana ia merencanakan apa yang akan ia sumbangkan pada kehidupan. Hal itu ia temukan dengan cara meneliti tentang tata-susila (Li jie), ia bahkan pergi ke tempat ibadah Zhougong dan bekerja sebagai pegawai kecil. Di dalam upacara bersembahyang, ia selalu bertanya dengan detail dan tidak pernah melewati segala sesuatu yang sekecil apapun.
Pada usia empat puluh dia mengetahui apa yang dia yakini, bagaimana menafsirkan tradisi kuno dan tiada lagi keraguan dalam fikiran. Hal tersebut tergambar jelas dalam kitab Lunyu: “Pemimpin hendaklah dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, pembantu/bawahan sebagai pembantu/bawahan, orang tua sebagai orang tua dan anak sebagai anak.” (Lunyu XII, 11;2.)
“Adapun Dao yang harus ditempuh didunia ini mempunyai lima perkara dan tiga pusaka di dalam menjalankannya, yakni;
hubungan raja dengan menteri, ayah dengan anak, suami dengan istri, kakak dengan adik dan kawan dengan sahabat.
Lima Perkara inilah Dao yang harus ditempuh di dunia.
Kebijaksanaan, Cinta Kasih dan Berani; tiga pusaka inilah Kebajikan yang harus ditempuh. Maka yang hendak menjalani haruslah Satu tekadnya. (Daxue XIX, 8.)
Pada usia lima puluh tahun, dia mempunyai cukup pengalaman untuk memahami bagaimana Jalan cenderung memecahkan persoalan manusia, dan juga apa yang tampaknya diisikan kedalam dirinya oleh Langit.
Pada usia enam puluh tahun, Konfusius merasa bahwa ia mendengar semua suara-suara dari Jalan. Hanya sedikit yang tidak didengarnya. Dia tidak lagi mendengarkan suara yang lain, tidak lagi tunduk pada kekuasaan yang lain. Yang ia dengarkan hanyalah suara-suara tersebut. Maksud dari kalimat ini bahwasannya pada usia ini Konghucu telah matang dan Ia mulaui mampu menjadi dirinya sendiri, yakni sebagai sang juru penyelamat yang mengajarkan kebijaksanaan pada masyarakat Cina.
Jadi pada usia tujuh puluh tahun, dia dapat mengatakan bahwa Jalan telah mengambil alih seluruh hatinya. Dia tidak menginginkan apa-apa yang bertentangan dengan Jalan. Pusat keberadaannya terletak di dalam apa yang diperintahkan oleh Jalan, dilakukan agar tahu untuk hidup. Dia benar-benar bebas, karena dia tidak mempunyai keinginan yang tidak dituju. Dia menjadi kontempletif total. Apa yang dimaksudkan oleh Taurot sebagai orang yahudi yang saleh, atau yang Injil maksudkan dengan orang Kristen yang saleh, atau yang al-Qur’an maksudkan dengan orang Muslim yang saleh, atau yang Dharma maksudkan dengan pengikut Buddha yang saleh-inilah makna Jalan kuno bagi Konfusius.
D. Kepribadian Konghucu
Konghucu adalah sesosok guru yang seksama, tidak cerewet akan tetapi sadar akan martabatnya. Kebanggaan yang ada dalam hidupnya adalah kebajikan yang dicapainya. Konfusius adalah orang yang terbebas dari ambisi sedangkan orang lain justru dikendalikan oleh ambisi. Jika dia ambisius maka ambisinya adalah mencapai kebajikan, memperoleh status pria sejati. Tujuan hidupnya adalah menjadi seorang pejabat pemerintah, karena beliau yakin bahwa teori-teorinya tidak akan langgeng sekiranya tidak disalurkan nyata melalui pemerintah. Beliau berkeliling dari suatu negara ke negara lain, menawarkan nasehat yang tidak diminta kepada para penguasa mengenai cara memperbaiki pemerintahannya, sambil mencari kesempatan yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya (menjadi seorang pejabat pemerintah untuk, menyalurkan teori-teorinya). Tetapi kesempatan itu tidak pernah tiba. Pada saatnya, ketika terjadi pergantian pemerintahan dinegaranya, beliau diundang untuk kembali. Sadar bahwa beliau terlalu tua untuk menjadi pejabat, beliau menghabiskan usianya selama lima tahun berikutnya dengan mengajar dan menyunting kitab-kitab klasik secara tenang. Walaupun gagal sebagai politisi, tidak diragukan lagi bahwa Konfusius adalah salah seorang guru terbesar dunia. Mampu mengajar sejarah, syair, pemerintahan, adat sopan santun, matematika, musik, teologi dan olahraga.
Konghucu adalah orang yang bebas dari ambisi sedangkan sebagian besar orang justru dikendalikan oleh ambisi. Jika dia ambisius maka ambisinya adalah mencapai kebajikan dan memperoleh status pria sejati. Dia hidup untuk apa yang kita namakan spiritualitas. Kegembiraannya adalah memahami jalan kuno, melihat bagaimana jalan itu menertibkan urusan manusia. Disamping itu Konghucu adalah orang yang memperhatikan persoalan-persoalan. Meskipun Ia tidak memperoleh jabatan, akan tetapi Ia masih memperhatikan masalah yang sedang dialami oleh masyarakat serta kesalahan yang dilakukan oleh raja.
Konghucu adalah sosok yang sosialis yang juga memikirkan masyarakat hal tersebut tergambar jelas dalam kitab Lunyu; “Kita manusia, tidak dapat hanya hidup bersama burung dan hewan. Bukankah aku ini manusia? Kepada siapakah aku harus berkumpul? Kalau dunia didalam Dao, Saya tidak usah berusaha memperbaiki.” (Lunyu XVIII: 6,4)
Ada dua nilai yang teramat penting, kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:" "Yen" sering diterjemahkan dengan kata "Cinta," tapi sebetulnya lebih kena diartikan "Keramah-tamahan dalam hubungan dengan seseorang." "Li" dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metaflsika. Dia -tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler, cuma berurusan dengan masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku akhlak.
Pandangannya tentang pemerintah adalah bahwa setiap warga negara harus memiliki peran yang sudah ditetapkan, dan menjalankan peran tersebut dalam perjalanan hidupnya bahwa setiap pemerintah harus arif, menyediakan standar hidup yang baik bagi rakyatnya, dan menggalakkan pendidikan budi pekerti dan tata krama.
E. Karya-karya Konghucu
Karya-karya dari Konghucu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian;
1. Merupakan hasil perangkuman yang dilakukan Konghucu terhadap beberapa karya-karya yang dianggap penting dalam mencapai keharmonisan.
a. Shih Ching (Buku tentang Puisi)
Merupakan kumpulan tulisan yang terdiri dari 305 puji-pujian dalam berbagai bahasan, dan didalamnya terdapat 6 yang mempergunakan musik dan judul tanpa text. Kumpulan tulisan ini umumnya berasal dari masa awal dinasti Chou, sebelum Kung Fu Tze.
b. Shu Ching (Buku tentang Sejarah)
Merupakan kumpulan dokumen sejarah yang dimulai dari proklamasi raja Yao yang agung (2757 – 2258 SM) hingga Bangsawan Mu dari Chi (659 – 621 SM)
c. I Li (Buku tentang Upacara)
Merupakan buku yang berisi kumpulan upacara-upacara dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dimasa feodal.
d. I Ching (Buku tentang Perubahan)
Merupakan kumpulan tulisan yang menerangkan tentang prinsip-prinsip kosmis dan evolusi sosial yang didasarkan atas ramalan dengan menggunakan Oktogram.
e. Yueh Ching (Buku tentang Musik)
Merupakan kumpulan tulisan yang dikumpulkan pada masa sebelum Dinasti Han, namun pada masa perkembangannya ada beberapa bab yang hilang, dan lebih dikenal sebagai Li Chi.
f. Ch’un Ch’iu (Musim Semi dan Gugur)
Merupakan kritik sejarah tentang politik selama pemerintahan 12 Bangsawan dari negara Lu.
2. Kedua merupakan hasil karya para muridnya yang berisi tentang ucapan-ucapan Kung Fu Tze kepada murid-muridnya yang telah ditulis oleh para muridnya. Adapun karya-karya yang tergolong dalam kelompok kedua adalah sebagai berikut :
a. Lun Yu (Analek)
Merupakan kumpulan catatan percakapan antara Kung Fu Tze dengan murid-muridnya.
b. Chung Yung (Doktrin tentang Ajaran Jalan Tengah)
Merupakan kumpulan ujaran Kung Fu Tze mengenai jalan tengah (Tao). Tao merupakan inti pokok dari semua pemikiran Cina. Kitab ini disusun oleh Tzu Ssu (492 – 431 SM) yang merupakan cucu dari Kung Fu Tze
c. Ta Hsueh (Ajaran Agung)
Berisi tentang Ajaran-ajaran Agung Kung Fu Tze. Kitab ini disusun oleh Tseng Tzu (505-436 SM), dari Tseng Tzu inilah terus berkelanjutan ke murid lainnya, termasuk Tzu Ssu (492-431 SM) turut andil dalam menulis ujaran Kung Fu Tze yang juga merupakan guru dari Meng Tzu.
F. Gelar yang diperoleh oleh Konghucu
Pada masa kehidupan Konghucu ia banyak memperoleh gelar dari para bangsawan di zamannya, adapun gelar-gelar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konghucu memperoleh gelar Ni Fu yang berarti Bapak yang Mulia Ni dari Raja Lu Ai Gong.
2. Dari Kaisar dinasti Han: Han Ping Di Konghucu diberi gelar Cheng Xuan Ni Gong yang bermakna Pangeran Ni Yang Sempurna dan Cerah Bathin.
3. Pada tahun 492 gelar tersebut diubah menjadi Wen Sheng Ni Fu yang bermakna Yang Mulia Bapak Ni Nabi Yang Menyeluruh Sempurna.
4. Oleh Kaisar Shun Zhi, Kaisar pertama Dinasti Man-Chu pada tahun 1645 gelar itu diubah menjadi Da Cheng Zhi Sheng, Wen Xuan Xian Shi Kong Zi yang bermakna Konghucu Guru Purba Yang Cerah Menyeluruh, Nabi Agung Yang Besar Sempurna. Tetapi 12 tahun kemudian gelar itu disingkat menjadi Zhi Sheng Xian Shi Kong Zi yang bermakna Konghucu Guru Purba Nabi Agung.
5. Gelar untuk Khonghucu/Kongzi yang tersurat di dalam Kitab Shi Shu (Kitab Yang Empat) antara lain adalah Tian Zhi Mu Duo yang bermakna Genta Rohani Tuhan; Zhi Cheng yang bermakna Yang Sempurna Iman; Zhi Sheng yang bermakna Nabi Agung dan Ji Da Cheng yang bermakna Nabi Yang Lengkap Besar dan Sempurna.
6. Di dalam Kitab Mengzi 5B:1/5 disuratkan:"Bo Yi, ialah Nabi Kesucian; Yi Yin ialah Nabi Kewajiban; Liu Xia Hui ialah Nabi Keharmonisan; dan Kongzi ialah Nabi Segala Masa. Maka Nabi Kongzi dinamai yang lengkap, besar dan sempurna. Yang dimaksud dengan lengkap, besar dan sempurna ialah seperti suara musik yang lengkap dengan lonceng dari logam dan lonceng dari batu kumala (Jin Sheng Yu Zhen yang menjadi lambang kita Genta Harmoni). Suara lonceng dari logam sebagai pembuka lagu yang memadukan keharmonisan menunjukkan kebijaksanaanNya dan sebagai penutup lagu menunjukkan paripurnanya karya kenabianNya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konghucu dilahirkan pada tanggal 27 Ba Yue (bulan 8) 551 SM di negeri Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu). Konghucu merupakan putra bungsu Shu Liang He. Beliau mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kakinya bernama Meng-pi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Ayahnya meninggal ketika Konghucu masih berumur tiga tahun (tahun 525 SM), sehingga dia diasuh oleh ibunya yang baik, sedangkan ibunya wafat ketika Khonghucu berusia 26 tahun. Beliau menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Jian Guan. Dari pernikahan ini beliau mendapatkan seorang putera yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Alasan diberi nama demikian karena pada kelahiran putera beliau telah menerima kiriman ikan gurami oleh Raja Muda Negeri Lu yang panggilannnya Lu Zhao Gong. Selain Li, Khonghucu masih mempunyai dua orang putri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang, murid beliau.
Singkatnya sejarah kehidupan Konghucu ialah Pada usia lima belas tahun Aku tunjukkan hatiku untuk belajar, pada usia tigah puluh Aku mengambil posisiku, pada usia empat puluh Aku bebas dari kebimbangan, pada usia lima puluh Aku memahami Keputusan Langit, pada usia enam puluh telingaku diselaraskan, pada usia tujuh puluh Aku mengikuti kata hatiku tanpa melewati batas.
Dalam hidupnya ia menghasilkan beberapa karya seperti halnya : Shih Ching (Buku tentang Puisi), Shu Ching (Buku tentang Sejarah), I Li (Buku tentang Upacara), I Ching (Buku tentang Perubahan), Yueh Ching (Buku tentang Musik), Ch’un Ch’iu (Musim Semi dan Gugur).
DAFTAR PUSTAKA
Analects, 2:4; dalam D.C. Lau, terjemahan.,confusius: The Analects (New York: Penguin, 1979)
Carmody, Dennis Lardner. 2000. Jejak Rohani Sang Guru Suci. Jakarta: PT. raja Grafindo.
Hart,Michael H. 1982. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Ter. H. Mahbub Djunaidi. 1978. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
http://www.gentanusantara.com/?p=53
http://id.wikipedia.org/wiki/Kong_Hu_Cu_%28filsuf%29
Mathar ,Mochammad Qasim. 2003. Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Smith,Huston. 2001. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar