Rabu, 13 April 2011

Metode Dakwah Islamiyah
Oleh : Mohammad Thoriqul Huda

A. Latar Belakang
Umat Islam memiliki jumlah pengikut terbanyak di Indonesia. Sekitar sembilan puluh persen, ia merupakan bagian yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bersama-sama dengan umat beragama lain mereka hidup berdampingan dan bergaul.
Secara umum, kondisi umat Islam di Indonesia yang telah 63 tahun merdeka, baik dari sisi pemahaman Islam, komitmen pada ajaran Islam, mazhab (aliran) fiqih, pemikiran, politik, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, kultur dan sebagainya sangat hiterogen dan kompleks. Secara geografis, umat Islam Indonesia mendiamai wilayah Nusantara yang sangat luas dan terdiri benyak sekali suku dan bahasa. Tingkat pendidikan yang rendah, kondisi ekonomi yang marjinal, tintgkat kepahaman terhadap Islam yang pas-pasan atau di bawah standard dan beragam ditambah lagi dengan dominasi pemikaran sekularisme dan materialisme merupakan akar persoalan yang mendasar.
Peningkatan kualitas umat Islam Indonesia dalam berabgaai lapangan kehidupan sangatlah terkait dengan perbaikan pendidikan, ekonomi dan perbaikan pemahaman keislaman serta penanaman motivasi dan gairah untuk bekerja dan berjuang. Keberhasilan Gerakan Dakwah Masa Depan terkait dengan sejauh mana kemampuan melakukan perbaikan dalam bidang-bidnag tersebut. Sedangkan Payung yang paling tepat untuk diusung dalam perbaikan-perbaikan tersebut tidak lain kecuali payung Dakwah, karena pendekatannya fitrah-insaniyyah (sesuai dengan fitrah manusia), universal dan jangkauannya komprehensif, seimbang, netral, ikhlas (tidak bertujuan pada reward duniawi).
Agar tugas Gerakan Dakwah dalam melakukan ish-lah (perbaikan) terhadap berbagai persolan yang sedang dihadapi dan upaya peningkatan kualitas berbagai lapangan kehidupan umat dapat terlaksana dengan baik dan maksimal perlu pemetaan yang jelas dan tepat terhadap kondisi umat Islam Indonesia. Dengan demikian Gerakan Dakwah Masa Depan bekerja ‘ala bayyinatin minal amr (atas dasar kejelasan masalah). Akurasi dan efisiensi dalam kerja Dakwah (perbaikan dan peningkatan berbagai lanpangan kehidupan umat) sangat terkait dengan pemahaman yang jelas terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi umat itu sendiri.
Dalam masyarakat Islam Indonesia masih terdapat berbagai ragam kultur dan budaya peninggalan agama Hindu, khususnya di pulau Jawa. seperti acara-acara keagamaan dalam pernikahan, kematian dan sebaginya, animisme (khurafat dan kepercayaan-kepercayaan pada makhluk halus), kerajaan-kerajaan dan peninggalan penjajahan Belanda veodalisme dan sebagainya. Aneka ragam kultur dan buadaya tersebut masih mendominasi kehidupan sebagian besaar umat Islam Indonesia, khususnya di pulau Jawa .
Sehingga dalam aplikasinya id Masyarakat dakwah islamiyah juga membutuhkan metode yang beragama sesuai dengan kondisi masyarakat di zamannya, Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas tentang bagaimanakah metode dakwah yang sesuai? Serta untuk melengkapi pengetahuan kita penulis juga akan membahas tentang apa arti dakwah serta landasan dalil dalam al-qur’an?
Dan dalam pembahasan makalah ini nanti untuk memjawab beberapa pertanyaan yang muncul diatas maka tujuan dari pada pembahasan makalah ini nanti adalah untuk menjelaskan tentang beberapa metode dan cara yang harus ditempuh dalam melakukan dakwah islamiay dilingkungan masyarakat, serta menjelaskan tentang apa dan bagaimana arti dakwah itu sendiri dan landasan dalilnya dalam al-qur’an al-karim.

B. Pengertian Dakwah
Sebelum membahas tentang prediksi dakwah islamiyah masa depan maka terlebih dahulu penulis akan membahas tentang beberapa engertian Dakwah menurut beberapa ahli, Kata “da’wah” menurut asalnya berasal dari bahasa arab yaitu dari kata: da’a, yad’u yang berarti mengajak, menyeru, memanggil mengundang , dalam al-qur’an ada beberapa ayat yang menyebutkan kata dakwah, antara lain:
C.            
Artinya: Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS.Yunus: 25) .

Kata dakwah dalam asal dan artinya seperti tersebut, penggunannya tidak saja dalam arti ajakan atau seruan yang baik, melainkan juga dalam arti ajakan atau seruan yang buruk seperti ajakan siti zulaikha kepada nabi yusuf untuk melakukan perbuatan nista, akan tetapi dalam penggunaannya dikalangan umat muslim semata mata mengandung arti dan penggunaan yang baik dimana kata dakwah dimaksud dan difahami adalah “Dakwah Islam”.
Sedangkan dalam terminologinya, menurut imam syekh ali mahfudz”mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebaikan dan melarang dari perbuatan munkar agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat”.
Menurut AM.Nur Salim, MA. Mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak merubah keadaan agar maju menuju kebahagiaan dan penghidupan manusia di dunia untuk bekal di akhirat nanti.
Sedangkan dalam seminar dakwah slam muhammadiyah di yogyakarta, dakwah diartikan “semua usaha untuk merubah situasi yang negatif kepada situasi yang positif sesuai dengan ajaran islam dan usaha untuk menetapkan ajaran islam kepada peorangan dan masyarakat” .
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan berdakwah bukan sekedar menyampaikan tetapi juga mengajak manusia kejalan yang baik sehingga terwujudnya kebahagiaan yang sesungguhnya (Dunia, Akhirat), dalam pelaksanaannya, dakwah sering di identikkan dengan istilah amar Ma’ruf nahi Munkar yaitu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada kemungkaran, aplikasi dari pada amar ma’ruf nahi munkar ini juga berbeda dari masa kemasa, ketika nabi pertama kali menyebarkan islam banyak menggunakan pedang sebagai alat untuk perang dengan orang kafr quraish, selain itu nabi juga menggunakan metode dakwah secara baik baik seperti yang terlaksana di kota madinah dengan menggunakan jalan damai, khutbah, tabligh disertai sikap dan sifat sabar, tenang menghadapi segala penderitaan dan cobaan .

C. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah suatu cara untuk mengajak ornag kepada jalan yang islami dengan menggunaka cara yang bijaksana untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di Dunia dan akhirat sesuai dengan perintah allah SWT, dengan kata lain metode dakwah adalah cara untuk melakukan kegiatan dakwah.
Firman allah dalm al-qur’an surat an-anhl : 125:
yang artinya “serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantahlah mereka denga cara yang baik”.
Ditinjau dari segi hokum islam, maka mengadakan pembahasan di dalam mengadakan dan merubah metode dakwah itu tidak dilarang oleh agama islam, metode dakwah itu sendiri sewaktu waktu dapat berubah rubah selama perubahan itu sendiri tidak menyimpang dari syari’at islam.
Ada beberapa metode dakwah;
a. Dakwah bil hikmah, al hikamh yakni meletakkan sesuatu sesuai dengan pada tempatnya, yakni seorang da’I harus menggunakan metode dakwah sesuai dengan waktu, zaman, tempat, dan kondisi yang sedang terjadi dilingkungan masyarakat, baik dengan menggunakan tulisan ataupun lisan,
b. Dakwah dengan pelajaran yang baik, yang dimaksud disini adalah nasihat yang sifatnya menggembirakan atau memberikan rasa ketakutan, kala memberikan rasa kegembiraan kepada objek dakwah tidak perlu dengan metode optimism yang dapat menimbulkan rasa puas diri yang dapat menimbulkan lemahnya kemuan, menurunnya gairah dan semangat masyarakat islam, karena merasa dirinya super sehingga menghilangkan daya kreatifitas umat islam itu sendiri,
Sedangkan ketika menakut nakuti maka cukup dengan manakut nakuti dengan adanya hari pembalasan terhadap mereka yang berdosa dengan disiksa dineraka jahannam, al-qur’an dan hadist banyak menceritakan tentang kedua hal tersebut yakni kegembiraan dan nasihat dengan menakut nakuti .
c. Dakwah dengan berdebat yang sebaik baiknya, dalam berdakwah denga orang yang belum masuk islam hendaknya yang baik hati, lemah lembut dan menyenangkan, ambil hatinya dengan perkataan yang halus dengan tujuan hanya memperbanyak kawan dan mempersedikit lawan.
Perlu diingat bahwa la-qur’an mengajak dan membimbing umatnya kejalan yang baik dan benar agar umatnya berbahagia, adapun kewajiban para da’I hanyalah mengajak dan menuntun kepada jalan islami, dan ketika dengan cara tersebut masih belum membuahkan hasil maka da’I harus terus berusaha dan tidak boleh menggunakan cara yang tidak baik,
Sebagai pelengkap dari metode dakwah islamiyah, berikut ini beberapa metode dakwah yang pernah dipakai rosulullah dalam mengajarkan islam:
1. Bijaksana dan tidak memaksa, yang dimaksud ialah menjelaskan islam dengan kata yang baik,pandai memilih waktu yang tepat, kapan harus berbicara dan kapan harus berhenti bicara untuk diam,sehingga hasil yang dicapai tiada kurang baiknya, bukti dari dakwah beliau adalah dapat kita lihat dalam surat as-syuara’:214. Yakni tentang kesbaarn nabi Muhammad dalam menghadapi pamannya sendiri yakni abu lahab.
2. Ko-exsistensi secara damai, dilakukan manakala objek dakwah tidak melawan maka rosulullah tetap baik pada mereka dan tidak memerangi mereka ketoak mereka tidak menyerang, kelanjutan dari dakwah ini adalah dakwah secara jihad untuk mempertahankan diri.
3. Mengadakan jihad untuk Mempertahankan diri, bila mana objek dakwah menyerang maka barulah nabi bertindak dengan perantaraan wahyu yakni pembelaan diri dan wajib perang, dijelaskan dalam surat Al-hajj: 39,
Artinya: “ diizinkan mereka (orang islam) memerangi mereka (kaum kafir) lanrtaran mereka itu telah menganiaya dan sesungguhnya dia untuk menolong mereka, sungguh ia kuasa, ”
Selain itu ada beberapa prinsip yang digunakan oleh para mujadid atau pembaharu dalam islam, :
a. Menegakkan dakwah kepada jalan memperbaiki raja raja atau penguasa, penguasa itulah yang menjadi sasaran dakwah dan menjadi sumber tenaga, kesempatan dan daya upaya digunakan untuk memperbaiki penguasa, itulah strategi yang digunakan oleh beberapa mujadid diantaranya adalah assir hindi yang menundukkan raja zeid bin syekh jehan.
b. Dakwah melalui jalan menggerakkan bangsa yang dikuasai oleh suatu penguasa yang melindungi mereka dengan pedangnya seperti yang dilakukan oleh Muhammad bin abdul wahhab, dan banyak yang lainnya.
c. Dakwah dengan menyadarkan orang banyak dan melindungi dan melindungi dengan senjata sebagaimana yang dilakukan oleh ahmad bin irfan di India, dia berhasil membangun daulah islamiyah di India utara berlandas pada al-qur’an dan sunnah rosul secara konsekuen akan tetpai belum lama kemudian inggris datang dan memerangi mereka dengan system hasut..
d. Dakwah dengan jalan mengajukan jalan pikiran, mengemukakan hakikat kebenaran kepada perorangan atau kelompok di majelis majelis dengan ungkapan dan bahasa yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi dengan tidak memasuki garis garis pertentangan atau perbedaan dengan orang yang berfaham lain dalam satu forum tersebut.
e. Dakwah dengan jalan mengaji, membicarakan, menyusun buku buku ilmiah, menyebarkan buku buku lama yang berfaedah, seperti yang dilakukan oleh syeh ahmad abduh dan rasyid ridlo.
f. Dakwah melalui persurat kabaran, majalah majalah, kaonsepsi konsepsi, dan pembahasan pembahasan keislaman sebagaimana yang telah dilakukan oleh muhibbudi al khotib dan syek arselan.
Selain itu ada juga beberapa metode yang digunakan pada masa dakwah dizaman modern ini,:
1. Tabligh dan penyiaran islam baik secara lisan maupun tulisan pengajian pengajian akbar dan mengadakan jama’ah dakwah.
2. Dibidang pendidikan dengan mendirikan sekolah sekolah mulai dari taman kanak kanak sampai pada tataran perguruan tinggi.
3. Bidang pembinaan kesejahteraan umat, dengan membangun balai balai pengobatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim, asrama asrama mahasiswa yang berdasarkan pada islam.
4. Bidang politik dengan perngertian bahwa:
\- Politik adalah bagian dari dakwah bukan stau satunya jalan dalam melakukan dakwah.
- Berpolitik dengan menggunakan cara cara yang halal.
- Bertujuan untuk mensejahterakan umat.
Dengan semakin berkembangnya zaman maka dakwah juga dilakuakn dengan menggunakan media elektronik seperti alat komunikasi yang ada dan lain lain .

D. Kesimpulan
Pengertian dakwah mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebaikan dan melarang dari perbuatan munkar agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembahasan diatas, diantaranya adalah:
Metode dakwah :
a. Dakwah bil hikmah
b. Dakwah dengan pelajaran yang baik
c. Dakwah denga debat.
Ada beberapa metode dakwah yang pernah digunakan oleh rosulullah dalam berdakwah,:
a. Dakwah dengan bijaksana dan tidak memaksa.
b. Ko-existensi secara damai.
c. Mengadakan jihad untuk membela diri.
Selain itu ada beberapa metode juga yang digunakan para mujadid dalam berdakwah,:
a. Menegakkan dakwah kepada jalan memperbaiki raja raja atau penguasa.
b. Dakwah melalui jalan menggerakkan bangsa yang dikuasai oleh suatu penguasa yang melindungi mereka dengan pedangnya.
c. Dakwah dengan menyadarkan orang banyak dan melindungi dan melindungi dengan senjata.
d. Dakwah dengan jalan mengajukan jalan pikiran, mengemukakan hakikat kebenaran kepada perorangan atau kelompok di majelis majelis.
e. Dakwah dengan jalan mengaji, membicarakan, menyusun buku buku ilmiah, menyebarkan buku buku lama yang berfaedah.
f. Dakwah melalui persurat kabaran, majalah majalah, kaonsepsi konsepsi, dan pembahasan pembahasan keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

- Departemen Agama RI,1981-1982, Al-Qur’an dan Teremahnya, Jakarta: Pelita III.
- http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/gerakan-masa-depan/tantangan-masa-depan-dakwah-4.htm
- Majalah On-line berbasis keislaman, www.eramuslim.com.
- Hamzah Tualeka, 2005, Pengantar Ilmu dakwah, Surabaya: Alpha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar